Selasa, 15 Maret 2011

Tangkaplah Peluang Yang Ada

Banyak sekali peluang yang ada disekeliling kita baik kecil atau besar peluang itu tergantung kita menyikapi.. Manfaatkan potensi diri yang ada jangan menyerah dengan keadaan karena Tuhan lebih menyukai orang yang mau berusaha.. Potensi diri harus digali dan diasah agar kita siap menghadapai persaingan...
Potensi diri, ia serupa permata yang harus digali, dicari, ditemukan, dan diasah hingga berkilau. Hingga bakal potensi yang kita miliki dapat dikembangkan.

Namun pada kenyataannya mengapa seringkali kita sulit menggali potensi diri?

PENYEBABNYA
1. Merasa tidak percaya diri.
Rupanya masalah rasa percaya diri sudah menjadi permasalahan klasik di semua lapisan masyarakat. Komentar seperti “Aduh, aku rasanya nggak Pe De banget”, atau yang populer sekarang “Pe De aja lagi” sering kita dengar, baik dari kalangan pebisnis, profesi, ibu-ibu rumah tangga maupun anak-anak sekolahan. Mengapa? Karena rasa percaya diri membuat kita menjadi ragu-ragu dan terhambat melakukan aktivitas secara maksimal. Kita bisa menjadi tidak percaya diri karena ketidaktahuan, tidak pengalaman, trauma atau karena persepsi negatif dan sikap pesimis.
2. Suka menunda.
“oh.., belum ada kesempatan.” atau “Oh ya, nanti cari waktu yang baik…” Rasanya kita begitu sering mengulur waktu dan beralasan untuk menunda mengerjakan sesuatu. Entah karena rasa takut, malas atau karena sikap yang pasif, kita lebih cenderung melihat pada faktor resiko daripada profit, pada konsekuensinya daripada prestasi yang diraih. Akhirnya kita tertinggal dan kehilangan peluang.
3. Tidak pernah berlatih.
Seekor rajawali muda akhirnya bisa terbang tinggi dan mampu melintasi badai, karena ia dilatih dengan tekun oleh induknya. Begitu juga dengan kita. Tidak seorang pun menjadi ahli dan mahir secara otomatis atau secara tiba-tiba. Kita mungkin bisa bermimpi dan memiliki banyak ide, tapi jangan berharap kita langsung menjadi seorang ahli ketika terbangun. Pengalaman berhasil atau gagal adalah seperti latihan. Pengalaman akan mengasah potensi kita. Tanpa latihan yang konsisten, kita sulit mencapai prestasi optimal.

SOLUSI YANG BISA DILAKUKAN
1. Persepsi yang benar tentang kegagalan.
Potensi yang terpendam bisa menjadi suatu kompetensi yang andal, jika kita memiliki cukup keberanian untuk memulai bertindak dan mencoba. Seperti proses seorang anak yang mulai belajar berjalan, terjatuh lalu bangun lagi itu sudah biasa. Dengan menyediakan ruang gagal bagi diri pribadi, kita dapat memandang kegagalan sebagai ibu keberhasilan.
2. Temukan peluang yang tepat.
Bagaimana caranya? Kalaupun ada apakah itu bisa cocok untuk kita? Pada saat ini, dengan tinggkat kompetisi yang berat, sulit menemukan peluang dalam bentuk yang “nyaman”. Seringkali peluang datang dalam wujud penuh tantangan, berisiko, dan menuntut suatu keberanian. Namun tidak jarang semakin tinggi risikonyasemakin besar pula peluangnya. Kita dapat menemukan peluang yang tepat jika kita mengetahui apa bakat dan minat yang kita miliki. Dengan sedikit kretivitas dan keberniaan, kita dapat meraih dan memanfaatkan peluang itu.
3. Bangkitkan motivasi menimba pengalaman.
Ada banyak alasan seseorang ketika melakukan sesuatu. Ada yang hanya sekedar coba-coba, iseng atau karena tidak ada pekerjaan lain. Apa pun itu, asalkan kemudian dilakukan dengan motivasi dan cara yang benar pasti memberi pengalaman yang sangat berharga bagi kita. Pengalaman adalah guru yang terbaik. Pengalaman akan mengasah keahlian dan akhirnya mengembangkan potensi kita secara maksimal.

UNTUK DIRENUNGKAN
Kegagalan dalam latihan adalah batu asah bagi keberhasilan, namun gagal berlatih merupakan bencana masa depan.

Jumat, 04 Maret 2011

APA YANG KITA LIHAT ADALAH SEBUAH PELUANG

Peluang ada dimana saja dan kapan saja. Tidak mengenal waktu atau semua hal. Bagi seseorang yang kreatif terdapat banyak sekali peluang usaha yang bisa digarap. Karena apa yang dilihat adalah peluang. Peluang identik dengan keberuntungan, rejeki atau penghasilan Jadi peluang itu dekat dengan uang. Meraih peluang sama dengan meraih uang. Kalau begitu apakah kita akan diam melihat peluang atau meraihnya ketika ia lewat di depan kita? Pepatah mengatakan “Peluang itu cuma lewat sekali dan tidak pernah kembali lagi”. Jadi, ketika peluang itu datang kita harus siap untuk menerimanya.


Hal-hal dasar apa saja yang harus siap di dalam diri kita ketika peluang itu datang?

1. Knowledge.
Pengetahuan atau informasi yang menunjang di bidang “peluang” itu sendiri.
Bagaimana mungkin misalnya saja kita ditawarkan pekerjaan sopir truk kita tidak bisa mengemudikan mobil?
Ada beberapa tingkatan knowledge untuk menerima peluang :
a. Basic Knowledge.
Yaitu pengetahuan-pengetahuan yang bisa diajarkan kepada umum atau orang awam dalam waktu singkat.
Misal: mencuci, menyetrika, menggoreng, menggali, dll.
b. Midle Knowledge.
Yaitu pengetahuan-pengetahuan yang bisa diajarkan secara berulang-ulang dalam beberapa hari.
Misal: belajar naik sepeda(motor), mengendarai mobil, mengoperasikan alat2 listirk/komputer.
c. Expert Knowledge.
Yaitu pengetahuan-pengetahuan yang bisa diajarkan yang membutuhkan guru atau pelatih pendamping yang berpengalaman dan membutuhkan skill khusus.
Misal: salesman pada awalnya dibantu oleh supervissor, sales manajer, atau regional manajer.
mahasiswa kedokteran spesialis bedah pada awalnya dibantu oleh dokter bedah yang sudah profesional.
Dan ada expert knowledge yang bisa diajarkan tanpa harus melalui pendidikan formal, tetapi dari ketekunan dan keuletan orang itu sendiri.
Seperti contoh:
- belajar melukis, menggitar (meskipun pada awalnya salah-salah tapi akhirnya bagus juga).
- belajar bikin radio (setelah ngoprek sana sini akhirnya dapat pengetahuan bikin radio juga).
Jadi, apabila kita melihat peluang dan kita memiliki knowledge di bidang tersebut, artinya kita sudah siap meraih peluang tersebut.
Bahkan apabila dalam posisi expert knowledge pun jika kita mendapatkan info skill dari guru/pelatih pendamping secara gratis itu sangat bagus untuk dijadikan peluang buat kita.
Semakin banyak kita bertanya semakin kita cepat menyerap ilmu yang diberikannya, dan itu menambah wawasan dan pengalaman kita menjadi cepat pintar.

2. Mentality.
Mentalitas merupakan faktor utama dalam suksesnya melakukan sebuah pekerjaan atau peluang baru.
Sebagai contoh mungkin kita sudah bisa mengendarai mobil tetapi mental kita tidak bisa menerima pekerjaan sebagai sopir truk itu karena takut nabrak.
Mentalitas yang buruk dapat mengganggu naiknya prestasi karier atau bisnis seseorang. Hal ini diidentikkan dengan faktor emosional atau Emotional Quetions (EQ).
Kita sebagai diri kita adanya sering merasakan perasaan takut, ragu-ragu atau dihantui bayang-bayang negatif lainnya.
Cara mudah mengatasi ketakutan hanyalah 1 yaitu melawan rasa takut itu sendiri baik dalam pikiran mental ataupun tindakan nyata.
Mungkin kita pada waktu SD pernah disuruh maju di depan kelas untuk bernyanyi atau berpuisi, pidato.
Nah, sebelum kita maju, hati kita selalu berdebar-debar ketakutan, tetapi ketika kita dipanggil maju seolah-olah kita dipaksa melakukan apa yang kita takutkan itu.
Dan setelah melewati “masa kritis” itu ternyata kita bisa mengalahkan apa yang kita takutkan tadi.
Jadi, sebenarnya kita bisa mengatasi mentalitas ketakutan dengan melompat keluar mengambil 1 tindakan yaitu keluar dari ketakutan itu sendiri = “Action!”.

3. Attitude.
Sikap merupakan faktor yang hampir sama dengan mentalitas,sikap mengendalikan seluruh tubuh kita.
Apabila hari ini anda bersikap sedih, lemah, pesimistis, lesu, tidak bersemangat, seolah-olah tidak ada harapan baru, negatif thinking, maka ketika anda melihat sebuah peluang tidak akan pernah melihatnya sebagai sebuah harapan yang membantu kehidupan anda.
Ibarat anda berada di padang pasir selama seminggu dan anda kehausan, tetapi ketika ada orang menawarkan segelas es jeruk segar anda menghiraukannya begitu saja.
Semangat adalah faktor penting untuk bekerja, dengan semangat kita siap menerima tantangan seberat apapun.
Bahkan kita berani melakukan peribahasa “Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian”.
Sikap Thomas Alfa Edison berhasil mengalahkan kegagalan ratusan kali untuk berhasil menemukan lampu.
Ia memilki sikap positif meskipun pernah dianggap bodoh oleh gurunya, dan mau bekerja lebih keras sehingga berhasil membuat hak paten 1.093 penemuannya.
Berapa kali anda gagal? 10? 20? 100? dan anda berhenti? Bagaimana dengan Thomas Alfa Edison yang sudah gagal beribu2 kali?

Dalam peluang usaha ada 2 kemungkinan:
*  Berhasil.
*  Gagal.
    "Tidak ada istilah gagal yang ada hanya keberhasilan yang tertunda. Jadikan kegagalan anda sebagai motivasi untuk terus maju kuncinya adalah terus mencoba dan mencoba dan mencoba dan mencoba dst. sampai berhasil...."