Kamis, 09 Juni 2011

Sekilas Model Pendidikan Di Amerika Serikat (3)

VALIDASI KURIKULUM

       Kurikulum yang diterapkan di AS divalidasi kebenarannya. Caranya antara lain dengan menggunakan (matrik validasi( dari segi standar nasional, ebta, kebijakan, pendapat guru, alumni, textbook, dan lain-lain terhadap pengetahuan, ketrampilan, dan sikap anak didik. Untuk mengukur standar kurva normal kelulusan ada dua hal yaitu keinginan agar semua siswa belajar, dan keinginan semua siswa lulus. Keinginan agar siswa mendapat nilai di atas rata-rata adalah sesuatu yang tak mungkin dalam kurva normal. Guru dengan gaji awal sekitar Rp25 juta per bulan memili 6 peran, yaitu: (a)mengetahui kurikulum yang tertulis, (b)memantau kurikulum yang diajarkan, (c)memberi masukan terhadap kurikulum yang tertulis dan diujikan, (d)menganalisis data ujian, (e)menentukan rencana pengembangan pencapaian akhir siswa dengan melibatkan semua guru, dan (f)memberitahu orang tua siswa cara membantu anaknya agar berhasil.

Model pengambilan kebijakan
       Di AS juga ada kantor semacam dinas pendidikan. Di kota Arlington, misalnya, kantor tersebut bernama American Association of School Administrator (AASA). Ketika berbincang-bincang dengan Kepala Bagian Public Policy dijelaskan bahwa pada intinya AASA melakukan lobby untuk menggoalkan kebijakan yang diinginkan. Jika lobby dilakukan kepada orang-orang tertentu belum berhasil, maka masyarakat diberitahu issu yang dimunculkan agar masyarakat sendiri menelepon pihak penentu kebijakan. Karena banyak yang memunculkan issu dimaksud, bisa jadi pihak pengambil kebijakan memenuhi keinginannya. Lobby kepada orang-orang tertentu ternyata lebih baik ketimbang dengan cara pengambilan keputusan secara voting. Hal tersebut biasa dilaksanakan, termasuk saat sidang DPR. Ketika kunjungan ke AS peserta mendapatkan kesempatan untuk hadir dalam sidang di Capitol Hill yang membahas Ebtanas. Terjadi perdebatan tentang keperluan Ebtanas sebagaimana keinginan Presiden Bush (waktu itu) dan pemberian voucher (bantuan keuangan) kepada sekolah swasta (agama). Sidang hanya dihadiri oleh beberapa senator saja, karena yang lain melakukan lobby dengan pihak-pihak tertentu.

Peranan federal dalam pendidikan
       Saat berkunjung ke anggota Kongres dari Virginia sempat ditemui oleh Tom Davis (Representatif), sedangkan senatornya sendiri, John Warner tidak dapat hadir. Pembicaraan berkaitan dengan rencana pembaruan di bidang pendidikan berupa tes secara nasional (ebtanas) dan pemberian voucher (bantuan uang) untuk sekolah swasta (agama). Sidang di Capitol sedang berlangsung, yang setiap kegiatan dapat dipantau dari sinyal jam dinding, seperti kapan harus masuk ke ruang sidang, dan lain sebagainya. Dari pandangan langsung ke ruang sidang, ternyata dari 100 orang senator wakil dari 50 negara bagian (@ 2 orang), yang hadir di ruang sidang lebih kurang dari 100 orang secara bergantian. Mereka datang ke sidang hanya untuk bicara, dan pergi lagi untuk melakukan lobby dengan pihak tertentu.

Pengembangan profesi guru
       Pelaksanaan pengembangan guru dilakukan dengan cara mentoring,  latihan reflektif, dan penelitian. Penelitian dilakukan karena bertitik tolak dari (kebimbangan( untuk mencapai sesuatu, bukan dari hipotesis yang akan dites kebenarannya. Mentoring terhadap guru pemula dilakukan oleh guru-guru berkualitas, multikultural, dari berbagai sekolah di bidang pengajaran melalui multilingual.

Pembelajaran di sekolah
       Bagaimana kurikulum di sekolah SLTP misalnya? Ada sebuah sekolah model di kota Fairfax, Virginia yaitu SLTP Model Rachel Carson Middle School. Sekolah ini tergolong modern dan dilengkapi dengan peralatan dan teknologi terkini. Kelas dari beberapa guru bergabung dalam ruangan yang besar. Jumlah siswa 975 orang, 100 di antaranya makan pagi di sekolah. Siswa hanya terbebani 5 buah mata pelajaran wajib dan 2 buah pilihan. Pelajaran wajib terdiri dari: (a)bahasa Inggris, (b)sejarah AS, (c)IPS, (d)penjaskes, dan (e)matematika. Pelajaran pilihan antara lain: band, broadcasting, drama, ketrampilan dasar seperti menjahit, pilot pesawat terbang, pembuatan mobil-mobilan dan pesawat, robotic dan semacamnya, serta komputer.

Pendidikan multikultural
       Tujuan utama multikultural adalah keberhasilan semua siswa, terutama yang memiliki hambatan bahasa karena berasal dari berbagai belahan dunia. Penyajian pelajaran dilakukan dengan memasukkan kultur siswa, sehingga mudah dicerna. Rasa prejudice atau kecurigaan dikurangi agar terjadi pemerataan pedagogi berdasarkan keperluan dan kemampuan siswa. Perbedaan budaya di rumah dan di sekolah didekatkan. Praktek pengajaran seperti ini akan disinggung dalam membicarakan model pembelajaran di Falls Church High School.

Tidak ada komentar: